Sunday, November 23, 2014

Arti Merdeka Bagi PLN

Oleh : Ngurah Adnyana (Direktur Operasi Jawa Bali Sumatera)

Setiap tanggal 17 Agustus kita selalu merayakan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai wujud rasa syukur telah merdeka. Perayaannya bisa macam-macam. Dari upacara kenegaraan di Istana Negara sampai pertandingan balap karung di kampung-kampung. Dari mengibarkan bendera merah putih di Jakarta, di puncak gunung Semeru sampai upacara penghormatan kepada sang merah putih di kedalaman laut. Semua mensyukuri Proklamasi 17 Agustus 1945 yang diproklamasikan oleh Bapak Bangsa Indonesia Soekarno-Hatta. Dalam peringatan proklamasi ini selalu diteriakkan tekad bangsa Indonesia : Merdeka, Merdeka, Merdeka…!
Dulu merdeka berarti bebas dan lepas dari penjajahan Belanda. Lalu apa arti merdeka disaat bangsa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan kolonial seperti sekarang ini?
Lalu apa arti merdeka bagi PLN ?
Ketika pertanyaan itu saya lemparkan pada acara diskusi leadership dengan generasi muda dan para manajer unit P3B Jawa Bali di Cirebon pada 19 Agustus 2014, beberapa peserta menjawab:”Merdeka adalah PLN bisa melayani pelanggan dengan prima”
Yang lain menjawab :”Merdeka ketika PLN bisa melayani kebutuhan listrik masyarakat dengan andal, efisien dan berkualitas”
Yang lain lagi menjawab :”Merdeka adalah PLN bisa terus berinvestasi melayani masyarakat”
Ada pula yang menjawab :”Merdeka adalah PLN bebas subsidi”
Ketika saya mampir di kantor Area Bulungan Jakarta pada 25 Agustus 2014, saya tanyakan juga hal yang sama. Oleh Saudara Ardy Denta – OPI Coach Area Bulungan, pertanyaan saya langsung di share ke teman-teman OPI coach lainnya via Blackberry Message (BBM) dari gadgetnya dan langsung mendapat respon dari rekan-rekannya :
“Merdeka artinya bebas dari keterbatasan material untuk menyambung pelanggan baru”.
“Merdeka itu bebas dari tunggakan rekening listrik”
“Merdeka itu bebas dari listrik padam”
Pak Eka Darmawan – Asman Keuangan, SDM dan Administrasi (KSA) Area Bulungan ikut menjawab : “Merdeka itu bebas subsidi”
Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) Wagub DKI yg akan menjadi Gubernur DKI setelah Pak Jokowi dilantik menjadi Presiden RI menyatakan :”Merdeka di Jakarta artinya tidak ada korupsi”. Ini tekad Pak Ahok untuk mengajak pejabat di Pemda DKI utk membangun pemerintah daerah yang bersih dari korupsi.
Lalu apa arti Merdeka bagi PLN ?
Impian saya arti Merdeka di PLN = “Bebas Subdisi”. PLN melaksanakan bisnisnya tanpa harus disubsidi oleh pemerintah sehingga bisa berusaha secara profesional dengan Internal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembalian modal yang wajar untuk tumbuh dan berkembang. Di sisi biaya PLN punya cukup uang untuk membayar biaya produksi dan melakukan investasi dalam melayani kebutuhan listrik masyarakat. Di sisi pendapatan, tarif listrik harus sesuai dengan nilai keekonomiannya. Itulah idealnya Merdeka bagi PLN.
Kalau tanpa subsidi, lalu bagaimana dengan masyarakat berpenghasilan rendah ? Untuk masyarakat berpenghasilan rendah bisa diberi subsidi langsung kepada individu masing-masing. Bukan subsidi ke produk (listrik) yang disalurkan lewat PLN.
Kalau berat menetapkan tarif listrik sesuai nilai keekonomiannya, bisa juga biaya produksi listriknya ditekan oleh pemerintah dengan menetapkan harga energi primer untuk PLN pada level tertentu untuk mendapatkan IRR yang wajar, seperti yang dilakukan di Tenaga Nasional Berhad (TNB) – Malaysia.
Tapi apa mungkin ? Ya mungkin saja kalau ada keputusan dari pemerintah dan DPR.
Memang agak susah “merdeka” kalau PLN masih tetap mendapat penugasan pemerintah untuk melaksanakan PSO (Public Service Obligation).
Lalu kalau belum bisa bebas subsidi, apa arti merdeka bagi PLN?
Paling tidak PLN bisa merdeka dari keterbatasan investasi. Dengan terjaminnya investasi, PLN bisa melayani kebutuhan listrik bagi masyarakat banyak, memerdekakan lebih banyak orang dari kegelapan tanpa listrik, memerdekakan masyarakat dari pemadaman. Apalagi kalau ada kepastian kontinuitas investasi dalam 5 tahun ke depan, rasanya sudah ‘setengah’ merdeka.
Lalu apa arti Merdeka dari sisi pelanggan PLN ?
Bagi pelanggan, merdeka berarti ada kepastian dilayani kebutuhan listriknya dengan kualitas yang baik, ada transparansi dalam layanan PLN, ada kemudahan mendapatkan akses layanan PLN. Kalau bisa memenuhi kebutuhan pelanggan ini, berarti PLN sudah mengisi kemerdekaan yang diwariskan oleh Bapak-Bapak bangsa yang telah memerdekakan bangsa Indonesia. PLN harus bisa menunjukkan bahwa ada bukti kemerdekaan bagi pelanggan dengan memberikan layanan sesuai tuntutan jaman.
Tahun 2014 ini PLN masuk Global Fortune 500. Artinya dari sisi pendapatan (revenue), PLN sudah diakui oleh dunia sebagai kelompok 500 perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia. Ini sungguh membanggakan. Tapi apa cukup hanya bangga dengan revenue yang besar ? Tentu tidak! Ditengah keterbatasan yang ada PLN harus tetap berusaha memberi yang terbaik bagi negara dan bangsa Indonesia.
Dari sisi hilir, di sisi pelayanan pelanggan, PLN sudah banyak melakukan transformasi. Pelanggan sekarang cukup telpon 123 utk mendapat layanan PLN. Membayar rekening listrik juga bisa di loket-loket bank atau ATM yang tersebar di mana-mana. Akses layanan PLN sudah sangat mudah.
Di sisi layanan purna jual, PLN sudah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam pelayanan gangguan listrik dengan beroperasinya Mobile Aplikasi Pengaduan dan Keluhan Terpadu (APKT) dimana petugas dilapangan membawa gadget. Begitu ada laporan listrik padam dari pelanggan melalui Contact Center 123, petugas di lapangan langsung menerima informasi dari gadgetnya sehingga pelayanan menjadi cepat dan akurat.
Dari sisi hulu di pembangkitan, PLN juga terus melakukan upaya efisiensi dengan mengganti minyak yang mahal dengan energi primer lainnya antara lain dengan mengoperasikan PLTMG (Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas) di Tanjung Pinang, pulau Bintan 2×3 MW dan di pulau Bawean 3×1 MW. PLTMG ini digerakkan dengan gas untuk menggantikan pembangkit diesel yang digerakkan dengan minyak solar. Seperti di Bawean, gas dalam bentuk CNG (compressed natural gas) dikirim dari Gresik dengan kapal laut ke Bawean. Kegiatan ini sudah menghemat biaya operasi PLN sebesar Rp 1,5 miliar/bulan
Di sisi operasi, saat ‘blusukan’ ke Sumatera Selatan saya melihat ada banyak kemajuan dari pengelolaan gudang di Sektor Keramasan di Palembang dan Sektor Bukit Asam di Muara Enim. Gudangnya bersih dengan standar 5-S. Petugas pemeliharaan bisa melihat dari komputernya daftar meterial/spare parts tersedia di gudang lengkap nama, nomor normalisasinya. Dan juga dilengkapi foto spareparts itu. Jadi tidak akan salah bila minta barang tertentu.
Apa arti merdeka bagi warga PLN ?
Harapan saya ada 2 arti merdeka bagi warga PLN. Pertama, muncul lebih banyak insan-insan PLN dan pemimpin-pemimpin yang profesional, merdeka dan tidak tergantung pada pengaruh dan kekuatan luar. Kedua, warga PLN yang merdeka adalah yang melaksanakan PLN Bersih, No-Suap.
Tanpa yang dua itu berarti anda belum merdeka.
Apa arti merdeka bagi Anda?

Cegah TPPU, PLN Gandeng PPATK



PLN menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mencegah tindak pidana pencucian uang (TPPU) atau tindak pidana lainnya yang terkait pencucian uang di lingkungan PLN. Penandatanganan nota kesepakatan bersama dilakukan oleh Direktur Utama PLN Nur Pamudji dan Kepala PPATK Muhammad Yusuf, disaksikan oleh Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera) PLN Ngurah Adnyana, dan Direktur (Niaga,  Manajemen Resiko, dan Kepatuhan) PLN Moch. Harry Jaya Pahlawan, Rabu (19/11) pada acara Multistakeholder Forum PT Indonesia Power (IP) di Kantor Pusat IP, Jakarta. 

PPATK adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka penegakan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Sedangkan PLN senantiasa berupaya menegakkan penyelenggaraan perusahaan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme dengan berpedoman  pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Untuk menegakkan GCG tersebut, diperlukan adanya komitmen dari pejabat dan pegawai untuk menjalankan tugasnya secara profesional, dapat dipercaya, bertidak dengan penuh tanggungjawab, berintegritas, dan jujur. Oleh karena itu, PLN dan PPATK sepakat bekerjasama mencegah dan memberantas TPPU dan tindak pidana lain di perusahaan ini. Lingkup kerjasama antara lain, permintaan informasi oleh para pihak, sosialisasi bersama untuk mencegah dan memberantas TPPU, dan pendidikan serta pelatihan. Dalam sambutannya Nur Pamudji menyampaikan bahwa sejak 2012, PLN telah menerapkan program PLN Bersih yang bekerjasama dengan Transparency International Indonesia (TII). Salah satu program PLN Bersih adalah memfasilitasi para pegawai dan rekanan PLN untuk  dapat tercegah dari praktek suap dan korupsi.  

Sudah terbit keputusan direksi PLN yang melarang adanya transaksi cash dengan rekanan PLN, sub kontraktor, dan pegawai PLN. Untuk itu, kita ingin bekerja sama dengan PPATK sebagai lembaga yang kredibel. “ Dengan demikian nanti ada sarana bagi manajemen PLN untuk memastikan bahwa pejabat-pejabat PLN yang akan diangkat benar-benar tidak berpotensi mengalami persoalan di kemudian hari akibat transaksi melalui bank yang diragukan keabsahannya,” lanjut Nur. 

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Yusuf. Ia menyebutkan bahwa dalam praktik korupsi pasti ada TPPU. "Saya berharap saat PLN kontrak kerja dengan vendor, mereka harus menyebutkan nomor rekeningnya. Karena saya akan cek apakah ada uang yang mengalir ke oknum tertentu. Saya akan cek juga apakah ada penarikan cash, karena sekarang bertransaksi tidak boleh cash. Kalau ada pengambilan uang cash saya akan interview untuk apa uang cash tersebut,” kata Yusuf. Di kesempatan itu, Yusuf juga mengajak kita semua untuk berbuat baik. “Mari kita majukan Indonesia dengan berbuat baik di bidang kita masing-masing,” pungkas Yusuf.   

Kerjasama ini berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang kembali. 

PLN Newsletter